-->

Iklan

Aboy Maulana: Tayangan Trans7 Lukai Umat Islam dan Santri Indonesia

Kamis, 16 Oktober 2025, Oktober 16, 2025 WIB Last Updated 2025-10-16T05:20:37Z



B1, CIKARANG PUSAT – Ketua Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor Kabupaten Bekasi, Aboy Maulana, menyesalkan tayangan di salah satu program Trans7 yang dinilai telah menyudutkan dunia pesantren, khususnya Pondok Pesantren Lirboyo. Ia menyebut, tayangan tersebut telah melukai perasaan masyarakat Indonesia, terutama umat Islam dan para santri.


Aboy mengatakan, tayangan tersebut amat menyakitkan bagi seluruh warga Indonesia yang memiliki keterikatan dengan lembaga pendidikan pesantren. Menurutnya, bukan hanya alumni dan santri pondok pesantren yang tersinggung, namun seluruh rakyat Indonesia juga turut merasakan hal yang sama.


“Tayangan Trans7 yang kita saksikan belakangan ini tentang pesantren Lirboyo itu amat sangat menyakiti perasaan seluruh warga Indonesia,” ujar Aboy Maulana di Cikarang Pusat, Rabu (15/10/2025).


Ia menegaskan, pendidikan pesantren memiliki peran yang sangat besar dalam perjalanan bangsa Indonesia. Tanpa kehadiran pesantren, lanjutnya, sejarah Indonesia mungkin tidak akan terbentuk seperti sekarang.


“Tanpa pesantren, tanpa pondok, mungkin sejarah Indonesia tidak akan pernah bisa dibuat. Andilnya sangat luar biasa di Indonesia,” ungkapnya.


Aboy menilai, Trans7 seharusnya tidak hanya meminta maaf melalui media atau udara, tetapi juga perlu memperbaiki cara pemberitaan agar lebih berimbang dan konstruktif terhadap lembaga pendidikan Islam.


“Kami meminta kepada pihak Trans7 bukan hanya meminta maaf di media, tetapi juga memperbaiki ke depannya. Lebih bisa menayangkan berita-berita tentang pesantren dan umat Islam yang lebih berimbang,” tegasnya.


Dalam pandangannya, Aboy mengingatkan agar media tidak lagi memframing pesantren sebagai lembaga yang ketinggalan zaman, kumuh, atau primitif. Ia menyebut framing negatif seperti itu sangat merugikan dan tidak mencerminkan realitas pesantren masa kini yang justru semakin modern dan adaptif terhadap perubahan zaman.


“Jangan memframing atau menyudutkan seolah-olah pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang tidak modern. Pesantren bukan lembaga yang kumuh atau primodial,” tuturnya.


Lebih lanjut, Aboy menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam menjaga moral dan karakter generasi muda di tengah gempuran budaya asing dan pengaruh digital yang tidak terfilter. Ia menilai pesantren sebagai benteng terakhir dalam membentuk kepribadian bangsa.


“Pesantren itu benteng pertahanan negara kita dari serangan luar, benteng terakhir yang membentuk karakter anak-anak dalam menghadapi tantangan global,” ujarnya.


Ia menambahkan, di tengah maraknya pengaruh budaya asing dan gaya hidup konsumtif, pesantren tetap menjadi tempat yang mampu membina generasi muda agar tidak terlena dengan hal-hal yang menjauhkan dari nilai-nilai moral dan keislaman.

“Pesantren ini amat sangat bisa diandalkan untuk membentengi generasi muda kita dari pengaruh luar, dari budaya barat dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa,” pungkasnya (*)

Komentar

Tampilkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar