-->

Iklan

TPA Burangkeng Kabupaten Bekasi Overload Kapasitas, Sudah tidak Layak Beroperasi

Selasa, 12 Agustus 2025, Agustus 12, 2025 WIB Last Updated 2025-08-12T05:37:44Z


B1,Bekasi, – Isu penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng akibat overload kapasitas menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bekasi. Menteri Lingkungan Hidup menyatakan bahwa TPA Burangkeng telah tidak layak beroperasi karena praktik open dumping yang menyebabkan pencemaran serius, dan mendesak agar dilakukan penutupan secara bertahap serta penataan ulang lokasi sesuai kaidah lingkungan hidup. Situasi ini mendorong berbagai pihak mencari solusi alternatif pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan, termasuk Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara. 

‎Sebagai langkah strategis, desa ini membentuk Pusat Daur Ulang (PDU) dan mengembangkan program budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) untuk mengolah sampah organik. Melalui PDU, dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik secara terstruktur. Sampah anorganik yang masih bernilai jual akan dikumpulkan dan disalurkan ke pihak pengepul, sedangkan sampah organik diolah lebih lanjut melalui program budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF). Maggot BSF dipilih karena memiliki kemampuan menguraikan sampah organik dengan cepat, sehingga mampu mengurangi volume sampah secara signifikan dalam waktu singkat.

‎Budidaya maggot ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menghasilkan berbagai produk turunan yang bernilai ekonomi tinggi. Dari proses ini dihasilkan pakan ikan, pakan ternak unggas, dan kasgot (frass maggot) pupuk organik berkualitas tinggi yang berasal dari sisa kotoran maggot. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kasgot mengandung unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), serta unsur mikro dan mikroorganisme bermanfaat yang dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan retensi air, dan mendukung pertumbuhan tanaman. Kandungan chitin di dalamnya juga terbukti dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

‎Melihat potensi kasgot dalam meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pelita Bangsa menggagas pembangunan green house di Desa Mekarmukti. Green house ini difungsikan sebagai sarana percontohan pemanfaatan kasgot untuk pertanian skala kecil hingga menengah. Selain untuk edukasi warga, proyek ini juga diharapkan dapat mendorong ekonomi lokal melalui penjualan hasil pertanian organik.

‎Tujuan utama pembangunan green house ini adalah untuk membuktikan secara langsung manfaat kasgot bagi peningkatan hasil pertanian sekaligus memberikan edukasi pertanian berkelanjutan kepada warga desa. Dalam jangka panjang, green house ini diharapkan dapat menjadi pusat pelatihan bagi petani lokal, sekolah, dan kelompok tani yang ingin menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan.

‎Selain itu, hasil panen dari green house ini memiliki peluang untuk dijual ke pasar lokal maupun konsumen langsung, sehingga menciptakan nilai tambah ekonomi bagi desa. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga mendukung kemandirian ekonomi masyarakat.

‎Melalui inovasi ini, Desa Mekarmukti membuktikan bahwa pengelolaan sampah dapat dilakukan secara terpadu, produktif, dan berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi desa-desa lain di Kabupaten Bekasi, khususnya dalam menghadapi tantangan penutupan TPA Burangkeng. Jika berhasil direplikasi di berbagai wilayah, beban TPA dapat berkurang secara signifikan, dan masalah sampah dapat diubah menjadi peluang ekonomi dan sumber daya baru.

‎Dengan semangat gotong royong antara pemerintah desa, masyarakat, dan dunia akademik melalui KKN Universitas Pelita Bangsa, inisiatif ini menjadi bukti bahwa solusi lingkungan tidak selalu memerlukan teknologi mahal, tetapi dapat dimulai dari kesadaran lokal dan inovasi sederhana yang tepat. (Red)


Komentar

Tampilkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar